I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cengkeh
merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Sebagian besar cengkeh di Indonesia diekspor ke India dan Singapura sehingga
menghasilkan pendapatan negara melalui cukainya. Simuteang (2008:4), menyatakan
bahwa produksi cengkeh Indonesia selain diekspor, juga diorientasikan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi cengkeh domestik khususnya pada industri rokok
kretek sebanyak 85-95% dari jumlah total cengkeh nasional. Pada saat ini, yang
termasuk sentra produksi cengkeh di Indonesia adalah Aceh , Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Utara, dan Maluku. Namun, sangat sulit untuk menentukan sentra produksi cengkeh
yang produktif karena sebagian besar kondisi pertumbuhan tanamannya rusak dan
produktivitasnya rendah (Kurniawan, 2010:4).
Selawesi selatan sudah banyak
yang membudiyakan tanaman cengkeh di
berbagai daerah karena nilai harganya sangat menjanjikan untuk memanfaatkan lahannya
yang kosong untuk di tanami cengkeh. Di berbagai lokasi yang
sudah banyak membudidayakan tanaman cengkeh untuk manfaatkan lahanya untuk kominiti tanaman cengkeh yaitu
di kabupaten, sinjai, bulukumba, bantaeng, enrekang, palopodll, terus yang
terutama dari barru di kecamatan pujananting.
Dari
kecamatanpujanantingterutamadaridesabulobulomasyarakatnyamulaisadarbahwakomunititanamancengkehsangatmenjanjikanuntuk
di budidayakan, olehsebabitumasyarakatmemanfaatkanlahannya yang kosonguntuk di
jadikanuntuktanamancengkeh.
Adapulakendalah
yang terjadi di
masyarakatdaridesabulobulomasihbanyakbelummengertimenfaatkanlahannyadanmembudidayakankarenaterkadanghanyamenanamsajadanbiarkanbegitusajadanhalhasilbanyaktanaman
yang
mati.Karenakekuranganyapengetahuantentangmembudidayakandanpemanfaatanlahan, begitulahhasilnya.
Ada pemerintahdinaspertanianyang memberikanpenyuluhantentanghalitutapimasyarakattidakbisapenyerappenyampaiantersebutuntuk
di lakukanpraktekan di lapangan,
hanyatioritiorisajadantidakadacontohcaranyauntukdilihat
1.2Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan MAGANG yang dilaksanakan oleh
mahasiswa (i) agribisnis selama kurang lebih dua bulan sebagai berikut:
1.untuk
mengetahui lahan yang pantas di tanami tanaman Cengkeh
2.
untuk mengetahui cara memanfaatkanlahantanam
cengkeh yang benar
II. METODE
PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat
magang
ini dilaksanakan pada tanggal 9 September 2017 sampai dengan 26 Oktober 2017
yang bertepatandi Desa Bulo-Bulo
Kecematan Pujananting Kabupaten Barru
2.2. Pelaksanaan
Kegiatan
1.Melakukan
Observasi
Untukmelihatperkembanganpertanian
yang ada di desabulobuloterutamapemanfaatanlahanuntuktanamancengkeh yang
sudahmulaiterlihatdarisebagianmasyarakat yang
mencobamembudidayakantanamancengkehtersebut.
2.Mengamatilahankosong di manfaatkan di tanamanitanamancengkeh
Masyarakatmelaluisadarbahwapentingnyamengisitanamankosong
yang bisa di tanamibaikcengkehdantanaman yang lainnya, makadariitulahan yang
tidakadatanamanmakanyamemanfaatkanuntukmenanamkantanamantersebutdaripadabiarkanbegitusaja.
Pertumbuhantanamancengkehsekitarlimatahunbisa di
panenmakadariitulahankosongseharusnya di
manfaatkansebagaitanamanjangkahpanjangkarenaperawatan simple
dantidakmerepotkan.
3.
Dokumentasi
Dilihatdan
di telititanamancengkehmulaibagustapidaritempattempattertentu yang kadartananyamemilikitanahbasahkarenakitaliatsanamasihada
pula tanah yang berpasir yang tidakbisa di
tanamitanamancengkehkarenacengkehituharus di rawatsejakdini agar
akarnyamendapatmakanansendiri
III.
DESKRISI AGROSISTEM KASUS
3.1. Gambaran Umum Lokasi
Desa Bulo-Bulo adalah salah satu
desa yang dianggap minim sumberdaya. Bulo-Bulo terletak di Kecamatan
Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini tertinggal
disebabkan oleh tiga hal, yaitu keterisolasian penduduk, sumberdaya alam yang
terbatas – terletak di daerah kemiringan dan sulit air, dan keterbatasan
sumberdaya manusia.
Ketertinggalan ini menyebabkan
warganya kesulitan memperoleh hak-hak dasar untuk hidup. Seperti kesempatan
bersekolah dan memperoleh pelayanan kesehatan. Mereka pun masih berkutat pada
pertanyaan, “Apa yang bisa dimakan esok hari”, “bagaimana memperolehnya”,
“dimana dapat uang untuk tambah biaya sekolah anak”, “bagaimana membeli obat
kalau sakit”.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah
yang mungkin selalu muncul di benak warga Bulo-Bulo. Sebanyak 80 persen
penduduk memiliki lahan di bawah satu hektar, banyak di-antaranya yang hasil
panennya hanya untuk konsumsi rumah tangga (subsisten).
3.2 Potensi
Sumber Daya Alam
Luas
Desa Bulo-Bulo seluruhnya 3.129 Ha,terletak di Kecematan Pujananting Kabupaten
Barru.
Sebelah
Utara :
Pujananting
Sebelah
Selatan :
Tondongkura
Sebelah
barat :
Tabo-Tabo
Sebelah
Timur :
Tondong
Orbitasi jarak untuk akses menuju desa yaitu:
Jarak ibu
kota ke kecamatan : kira kira Jarak total: 13,69 mil
Jarak ibu
kota ke kabupaten :kira kira Jarak total: 29,70 mil
Jarak ibu kota ke provinsi :kira
kira Jarak
total: 39,67 mil
Pada
umumnya Desa Bulo-Bulo sangat cocok untuk lahan pertanian,peternakan dan
perkebunan
3.3 Potensi
Sumber Daya Manusia
1.
Jumlah
penduduk
Desa Bulo-Bulo terbagi atas tujuh Dusun diantaranya
Dusun Lappatemmu, Dusun Passengareng, Dusun Rumpiae, Dusun Maroangin, Dusun Labaka,
Dusun palampang, Dusun Panggalungan, dengan jumlah penduduk dala rincian
sebagai berikut
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Bulo-Bulo Kecematan
Pujananting Kabupaten Barru
NO
|
Penduduk
|
Jumlah
|
1
|
Laki-laki
|
1102 Orang
|
2
|
Perempuan
|
1086 Orang
|
Jumlah
|
2188 orang
|
2.
Mata
Pencaharian
Aadapun mata pencaharian penduduk di Desa
Bulo-Bulo yaitu secara turun temurun sebagian besar adalah pertanian dan
klasifikasinya sebagai berikut:
Tabel 2 Jumlah Mata pencaharian Penduduk Desa
Bulo-Bulo kecamatan pujananting kabupaten barru.
No
|
JENIS PEKERJAAN
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
1
|
Petani
|
584 Orang
|
15 Orang
|
2
|
Pengawai Negeri Sipil
|
8 orang
|
1 orang
|
3
|
Peternak
|
25 orang
|
-
|
4
|
TNI
|
2 orang
|
-
|
5
|
POLRI
|
1 orang
|
-
|
6
|
Pengusaha kecil dan menegah
|
584 Orang
|
-
|
7
|
Dukun Kampung Terlatih
|
1 orang
|
-
|
8
|
Karyawan Perusahaan Swasta
|
1 orang
|
-
|
Jumlah
Total Penduduk
|
2188 orang
|
3.
Struktur
Pemerintahan
Lingkungan Desa Bulo-Bulo Kecematan
Pujananting Kabupaten Barru terbagi 7 yaitu:
4.
Kelembangaan
Masyarakat
Tabel 3. Kelembangaan masyarakat
Desa Bulo-Bulo Kecematan Pujananting Kabupaten Barru
LEMBAGA
MASYARAKAT
|
JUMLAH
|
1. Kelompok
Tani
2. Pkk
3. Karang
taruna
4. P3MS
5. Majelis
ta’lim
6.
Penyuluhan Pertanian
|
7
1
1
1
1
1
|
Total
|
12
|
3.4 Pola Penggunaan
Lahan
merupakan aktivitas manusia dan dalam kaitannyadengan lahan, yang biasanya
tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari
beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada satu defenisi yang
benar-benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini mungkin,
misalnya melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan
jalan mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam karakteristik
alami yang disebutkan Penggunaan Lahan diatas. Penggunaan lahan berkaitan
dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya permukiman,
perkotaan dan persawahan. Penggunaan lahan juga merupakan pemanfaatan lahan dan
lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan
kehidupannya. Pengertian penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu
pemanfaatan masa kini (present or current land use). Oleh karena
aktivitas manusia di bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan
pada perubahan penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Petani belum menyadari sepenuhnya
bahwa ada pemanfaatan lahan pekarangan mampu meningkatkan pendapatan dan
tentunya mampu memenuhi kebutuhan terhadap masyaraka,terutama komoditas
holtikultura seperti sayuran dan tanaman hias
Pola penggunaan lahan yang di
lakukan di Desa Bulo-Bulo yaitu dengan menggunakan lahan perkebunan yaitu pada
tanaman cengkeh,kopi,dan merica yang di lakukan panen 1 kali dalam setahun,
selain bertanam cengkeh,kopi,dan merica juga melalukan budidaya padi yang
terkadang hanya dilakukan sekali dalam setahun akibat faktor air sehingga
penggunaan lahan yang tidak maksimal
IV. PROBLEMATISASI
4.1 Identifikasi
Masalah
Menurut Suryabrata (1994 : 60)
masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das
sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what
should be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994: 60). Penelitian
dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be).
Problementasi masalah di maksudkan
sebagai upaya untuk mencari dan menemukan berbagai permasalahan yangmenghambat
kegiatan yang di jalani selama ini. Tujuan pelaksanaan problementasi adalah
untuk memudahkan seseorang dalam mengidentifikasi dan mengantisifasinya dengan
tindakan pemecahan dan penanggulangan
dari persoalan yang dihadapi tersebut
Masalah yang ditimbulkan di Desa
Bulo-Bulo dalam evaluasi pemanfaatan lahan untuk tanaman cengkeh yaitu
1.Kurangnya pengetahuan petani memanfaatkan
lahan untuk di tanami cengkeh
2.Penyuluhan
pertanian kurang
3.Kurangnya
penyuluhan yang diberikan kepada petani
4.
kurangnya petani tahu tentang cara
pembibitan dan perawatan
Tabel
4. Kesenjangan Yang Berhubungan Dengan
Masalah, Fakta Dan Harapan Di Desa Bulo-Bulo Kecematan Pujananting Kabupaten
Barru
NO
|
Fakta
|
Masalah
|
Harapan
|
1
|
Kurangnya pengetahuan petani
dalam pemanfaatan lahan untuk tanaman cengkeh
|
Kurangpetanicaramengelolatanahnyalebihbaik
|
Pihakpenyuluhmengajarilangsungcarapengolahan
yang baik
|
2
|
Petanihanyamenanamlangsungtanamcengkeh
|
Kurangnyapetanicaramerawat
yang benar
|
Di
harappihakdaripenyuluhanmengajaricaramerawatbibitcengkehpadasaatmenanamanpertama
|
3
|
Kurangnya penyuluhan yang
turunlangsungmemberikanpengarahan
|
Kuranng peran penyuluhan pertanian
terutama tanaman perkebunan
|
Meningkatnya peran penyuluh dalam
memberikan penyuluhan kepada peatani untuk
pemahaman cara mengolah tanah yang baik
|
4.2 Struktur Masalah
Struktur masalah adalah
suatu diagram yang menggambarkan struktur masalah dengan komponen-komponennya
dari masalah-masalah yang telah dipilah-pilah sehingga berbentuk hubungan
antara masalah dengan masalah lainnya. Pada diagram pohon persoalan ini,
sejumlah persoalan diuraikan menjadi masalah yang lebih kompleks dan kemudian
melahirkan masalah yang pikik.Timbul masalah yang dikarenakan bahwa kurangnya
perhatian yang di dapat masyarakat didalam pengembangan bakat bertanidengan
baik,oleh karena itu salah satu faktor utama dalam miningkatkan produksi
pertanian terutama tanaman cengkeh maka masalah yang pertama di hapuskan adalah
masalah yang dimna di anggap masyarakat kurang pengetahuan tentang pemanfaatan lahan tanaman cengkeh
Hubungan sebab akibat dari masalah
yang timbul dapat di jelaskan sebagai berikut:kurangnya peranan penyuluh dalam
melalukan sosialisasi dan pengarahan kepada masyarakat
Untuk lebih jelasnya mengetahui
strukturisasi masalah yang dapat pada Desa Bulo-Bulo Kecematan Pujananting
Kabupaten Barru dapat dilihat pada Gambar 1:
Kurangnya
pengetahuan petani mengevaluasikan pemanfaatan lahan tanaman cengkeh
|
Kurang
pemerintah dalam memberikan pengarahan kepada petani
|
Kurangnya
penyuluhan memberikan pengarahan kepada petani
|
Petani
dapat memahami cara pemanfaatan
lahan untuk tanaman cengkeh
|
Meningkatnyaperan
penyuluh dalam mempraktekan langsung
|
Perhatian
pemerintah setempat di tingkatkan lagi
|
V. ANALISIS SASARAN DAN
TINDAKAN
5.1 Analisis Sasaran
Peranan
penyuluh perlu di tingkat untuk memberikan penyuluh terhadap petani/masyarakat
desa setempat pentingnya evaluasi pemanfaatan lahan untuk tanaman cengkeh agar
pihak masyarakat tidak membiarkan begitu saja lahanya selainkan di manfaatkan
5.2 Analisis Tindakan
Tindakan merupakan hasil darianalisis
yang telah dilakukan pada bab-bab (bagian) sebelumnya. Uraian ini menjelaskan
langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan tindakan dalam upaya untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Setelah melakukan proses survei,maka
tindakan yang dilakukan utuk mencapai sasaran agara dapat mencapai tujuan dapat
di jelaskan pada uraian dibawah ini
Untuk menambah pengetahuan para
petani/masyarakat setempat perlu mengidentifikasi jenis informasi yang baik
terhadap petani dalam meningkatkan pengetahuan dengan melakukan
wawancara,memberikan penyuluhan setiap petani,sehingga instansi dapat
mengetahui jenis informasi yang tepat terhadap petani.Dari hasil diketahui
bahwa informasi yang tepat yaitu dengan menggunakan teknik audio visual dan
penyuluhan oleh penyuluh pertanian dalam peningkatan pengetahuan petani,untuk lebih
jelasnya mengenai struktur tindakan dapat dilihat pada gambar 2 sebagai
berikut:
Gambar
2.Struktur Tindakan Pada Desa Bulo-Bulo Kecematan Pujananting Kabupaten Barru
Meningkatkan
pendapatan petani
|
Produksi
tanaman cengkeh meningkat
|
Perawatan
atau pemeliharaan yang lebih
|
Peran
penyuluh lebih intensif dalam memberikan
penyuluhan
|
Pemanfaatan
lahan perkebunan secara optimal
|
Meningkatkan
mutu tanaman cengkeh
|
Dukungan
sumberdaya manusia
|
Perhatian
instansi pemerintah meningkat
|
VI. EPILOG
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan MAGANG
mengenai pemanfaatan lahan untuk tanaman
cengkeh dapat di simpulkan sebagai berikut:
pemanfaatan lahan untuk tanaman cengkeh harus
di tingkatkan agar pendapatan bisa meningkat. Agar lahan yang di biarkan begitu
saja akan manfaatkan yaitu di tanami tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh itu
memilki harga yang sangat menjanjikan dengan pemanfaatan lahan untuk tanaman
cengkeh harus di tingkatkan untuk meningkat produksi pendapatan. Lahan yang
tidak terpakai di biarkan begitu saja maka lahannya di manfaatkan di tanami
tanaman cengkeh,
Sitorus,
Santun. 1985. Evaluasi Sumberdaya
Lahan. Bandung: Tarsito.
Arsyad,
Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan
Air. Bogor : IPB.
Kurniawan, R. 2010.
Cengkeh. Sulawesi Selatan: Bidang Pasca Panen dan Sistem Informasi Perkebunan