BAB 1
KONSEP
PERUBAHAAN SOCIAL
A. reverensi
perubahaan social
perubahaan
social secara umum dapat
diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan
didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.![Teori dan Pengertian Perubahan Sosial](file:///C:/Users/mardin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
![Teori dan Pengertian Perubahan Sosial](file:///C:/Users/mardin/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Pada
dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan
suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada
kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu
masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan
masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang
tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat
adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di
samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan
yang berlangsung dengan cepat.
Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli - Definisi dan
pengertian mengenai perubahan sosial banyak dikemukakan oleh para ahli.
Pengertian perubahan sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Ø Gllin: Pengertian
perubahan sosial menurut Gillin adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu
variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubhan kondisi
geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun dengan
difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Ø Mac
Iver: Menurut Mac Iver, pengertian perubahan sosial
adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation)
atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial.
Ø Emile
Durkheim: Pengertian perubahan sosial menurut Emile
Durkheim bahwa perubahan sosial dapat terjadi sebagai hasil faktor-faktor
ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi
tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyaakat
modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
Ø William
F. Ogburn: Pengertian perubahan sosial menurut William
F. Ogburn bahwa arti perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya
pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial.
Ø Raja: Menurut
Raja, pengertian perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga
kemasyarakat di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi suatu sistem
sosial.
Ø Kingsley
Davis: Pengertian perubahan sosial menurut Kingsley
Darvis adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
Ø Selo
Soemardjan: Pengertian perubahan sosial meurut Selo
Soemardjan adalah segala perubahan pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu
lingkungan masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya
nilai sosial, sikap, pola perilaku antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Ø Samuel
Koenig: Pengertian perubahan sosial menurut Samuel
Koenig adalah modifikasi dari pola kehidupan masyarakat.
Ø Karl
Marx: Pengertian perubahan sosial menurut Karl Marx
adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena perkemangan teknologi atua
kekuatan produktif dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah.
B. Tiori-Tiori
Perubahan Sosial
Teori-Teori
Perubahan Sosial - Perubahan dapat terjadi karena terdapat
modifikasi terhadap beberapa pola kehidupan dari berbafgai kondisi. Kondisi
penyebab terjadi perubahan sosial dapat diketahui dengan teori-teori terjadi
perubahan sosial. Teori-teori perubahan sosial adalah sebagai berikut...
1. Teori Evolusi
(Evolutionary Theory),
Teori
evolusi menjelaskan perubahan sosial memiliki arah tetap dan dialami setiap
masyarakat. Arah tetap yang dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi
bertahap, mulai dari awal hingga akhir. Saat telah tercapainya perubahan
terakhir maka tidak terjadi perubahan lagi.
Teori
Evolusi pada dasarnya berpijak dari teori Evolusi Darwin dan dipengaruhi dari
pemikiran Herbert Spencer. Sedangkan dalam teori evolusi dalam perubahan sosial
terdapat dua tokoh yang paling berpengaruh yaitu Emile Drkheim, dan Ferdinand
Tonnies.
Menurut
Emile Durkheim, adanya perubahan karena suatu evolusi mempengaruhi
perorganisasian masyarakat, terutama dalam menjalin hubungan kerja. Sedangkan
menurut Ferdinan Tonnies, bahwa masyarakat berubah dari yang sebelum masyarakat
sederhana yang mempunyai hubunga erat dan komperatif menjadi masyarakat besar
yang menjalin hubungan secara terspesialisasi dan impersonal.
Kelemahan
teori ini , tidak bisa menjelaskan pertanyaan "Mengapa Masyarakat
Berubah" ?. , dimana teori ini hanya menjelaskan perubahan yang
terjadi.
2. Teori Konflik (Conflict
Theory)
Teori Konflik menjelaskan
bahwa perubahan sosial dapat berbentuk konflik. Konflik berasal dari
pertentangan kelas antara kelompok penguasa dengan kelompok yang masyarakat
tertindas sehingga melahirkan perubahan sosial yang mengubah sistem sosial tersebut.
Dalam Teori Konflik, tokoh yang berpengaruh adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendort. Menurut Karl Marx, konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan paling berpengaruh terhadap semua perubahan sosial terjadi. Menurut Ralf Dahrendorf, setiap perubahan sosial merupakan hasil konflik dalam kelas masyarakat.
Dalam Teori Konflik, tokoh yang berpengaruh adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendort. Menurut Karl Marx, konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan paling berpengaruh terhadap semua perubahan sosial terjadi. Menurut Ralf Dahrendorf, setiap perubahan sosial merupakan hasil konflik dalam kelas masyarakat.
3. Teori Fungsionalis
Dalam Teori Fungsionalis menjelaskan
perubahan sosial merupakan suatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan.
Oleh karena itu perubahan sosial bisa saja mengacaukan suatu keseimbangan dalam
masyarakat. jadi teori fungsional hanya menerima perubahan yang menguntungkan/bermanfaat
untuk masyarakat, sedangkan bagi perubahan yang tidak bermanfaat tidak akan
digunakan atau dibuang.
Dalam Teori Fungsionals,
tokoh yang berpengaruh adalah William Ogburn. Menurutnya, biarpun unsur-unsur
masyarakat saling berkaitan satu sama lain, namun kecepatan dalam perubahan
setiap unsur tidaklah sama. Ada unsur yang berubah dengna cepat, ada juga yang
perubahannya lambat.
4. Teori Siklis/Siklus
Dalam
teori siklus, perubahan sosial terjadi secara betahap dengan perubahan yang
tidak akan berhenti walau pada tahapan terakhir yang sempurna, tetapi perubahan
tersebut akan kembali keawal untuk peralihan ke tahap selanjutnya. Sehingga
tergambar sebuah siklus.
Dalam teori siklus, tokoh yang berpengaruh adalah Oswald Spenger dan Arnold Toynbee. Menurut pendapat Oswald bahwa setiap masyarakat berkembang dengan 4 tahap, contohnya adalah pertumbuhan manusia dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa ke masa tua. Sedangkan menurut pendapat Arnold Toynbee, perubahan sosial baik itu kemajuan ataupun kemunduran dapat dijelaskan dalam konsep-konsep kemasyarakatan yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan.
Dalam teori siklus, tokoh yang berpengaruh adalah Oswald Spenger dan Arnold Toynbee. Menurut pendapat Oswald bahwa setiap masyarakat berkembang dengan 4 tahap, contohnya adalah pertumbuhan manusia dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa ke masa tua. Sedangkan menurut pendapat Arnold Toynbee, perubahan sosial baik itu kemajuan ataupun kemunduran dapat dijelaskan dalam konsep-konsep kemasyarakatan yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan.
C. Factor
Pendorong Dan Penghambat Perubahaan Social
a) Factor factor pendorong perubahaan social
Diantara berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan
sosial:
1.
Kontak dengan kebudayaan lain.
Masyarakat yang sering melakukan
kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami perubahan yang cepat. Kontak
dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat
ke masyarakat lain.
Kontak dengan budaya lain juga terdapat
dalam akulturasi. Akulturasi memiliki ciri yang sama dengan difusi, tetapi
membutuhkan kontak langsung dan berkesinambungan. Contoh: akulturasi budaya
Cina, Arab, dan lokal yang terwujud dalam pakaian adat pengantin Betawi.
2. Sistem pendidikan
formal yang maju
Pada jaman modern sekolah semakin
memegang peran penting dalam melakukan perubahan-perubahan pada para murid yang
juga merupakan anggota masyarakat secara keseluruhan. Melalui pendidikan,
seseorang diajarkan berbagai kemampuan dan nilai-nilai yang berguna bagi
manusia, terutama untuk membuka pikirannya terhadap hal-hal baru.
3. Toleransi
Perubahan
sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran
terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang
positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum. Masyarakat
yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang baru.
4. Sistem stratifikasi
terbuka
Sistem
pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang sebesar-besarnya
kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi melalui berbagai
usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5. Penduduk yang
heterogen
Pada masyarakat yang heterogen atau
masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologi yang
beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan yang mengundang
perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan dalam masyarakat.
6. Ketidakpuasan
masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem
kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat
melakukan perubahan sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
7. Orientasi ke masa
depan
Umumnya masyarakat beranggapan bahwa
masa yang akan datang berbeda dengan masa sekarang, sehingga mereka berusaha
menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan keinginannya, maupun keadaan yang
buruk sekalipun. Untuk itu, perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat
menerima masa depan.
8. Pandangan bahwa manusia
harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya
Terdapat suatu ajaran atau keyakinan di
masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau memperbaiki keadaan
nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan Tuhan. Jika
seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini ke arah
penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola interaksi di
masyarakat.
b) Faktor-faktor Penghambat Perubahan
Sosial
1. Kurang
berhubungan dengan masyarakat lain
Masyarakat
yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah masyarakat
terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak mengetahui
perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
Keterlambatan
perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat disebabkan
karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja
mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga
mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3. Sikap
masyarakat yang sangat tradisional
Suatu
sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi tidak
dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan tersebut
akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai oleh
golongan konservatif.
4. Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
Kelompok-kelompok
yang mendapatkan keuntungan atas kedudukannya dalam masyarakat akan cenderung
mempertahankan keadaan dan kedudukannya. Mereka akan terus memelihara kondisi
yang sudah ada dan enggan melakukan perubahan.
5. Rasa takut
akan terjadi kegoyahan pada integrasi sosial yang telah ada
Integrasi
sosial mempunyai derajat yang berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan
menggoyahkan integrasi sosial dan menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek
tertentu dalam masyarakat. Kehawatiran ini menyebabkan perubahan urung dilakukan.
6.
Prasangka pada hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)
Prasangka
seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat yang pernah dijajah oleh
bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga terhadap hal-hal yang datang
dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai bangsa yang pernah dijajah,
umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari dunia barat.
7.
Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
Di
dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah menjadi
ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam oleh setiap
usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
8. Adat
istiadat (kebiasaan)
Adat
istiadat atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam
memenuhi semua kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi
efektif memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan,
yang mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan
cara
D. Bentuk-Bentuk Perubahan Social
Dengan
akal budi yang dimilikinya, manusia terus melakukan inovasi dan menciptakan
berbagai hal baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas. Oleh karena
itu, perubahan sosial merupakan sebuah proses yang tidak bisa dilepaskan dari
setiap kehidupan manusia. Cepat atau lambat, perubahan yang berkesinambungan
pasti akan mereka alami sebagai konsekuensi dari interaksi yang dilakukannya
dengan manusia lain. Adapun perubahan sosial yang terjadi antar satu kelompok
masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya bisa saling berbeda, tergantung
ada tidaknya faktor pendorong, hambatan, serta dinamika yang terjadi di dalam
sebuah masyarakat. Karena hal ini, kita bisa menemukan adanya bentuk bentuk
perubahan sosial yang ada di
masyarakat.
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan lambat atau evolusi adalah bentuk perubahan sosial
yang memerlukan waktu cukup lama karena berupa rentetan dari
perubahan-perubahan kecil yang berkesinambungan. Bentuk perubahan sosial ini
biasanya terjadi dengan sendirinya, tanpa rencana, alasan, maupun kehendak. Ia
terjadi sebagai implikasi dari usaha manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan
perkembangan zaman, kebutuhan, keadaan, atau kondisi baru dari lingkungan di
sekitarnya.
Contoh perubahan lambat misalnya terjadi pada kehidupan
masyarakat suku Anak Dalam di Jambi. Mereka melakukan perubahan secara lambat
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam cara bertahan hidup, membuat
tempat tinggal, dan cara berpakaian. Hingga kini, sebagian besar dari mereka
bahkan masih menjalankan aktivitas berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan cepat atau revolusi adalah bentuk perubahan sosial
yang terjadi dalam waktu singkat dan berupa perubahan besar yang berdiri secara
tunggal. Revolusi umumnya menimbulkan adanya konflik sosial karena sebagian
masyarakat tidak menerima beberapa aspek pada perubahan-perubahan yang ada.
Contoh dari bentuk bentuk perubahan sosial ini pernah terjadi dalam fenomena
revolusi industri di Eropa pada abad pertengahan, revolusi kemerdekaan
Indonesia, dan peristiwa reformasi.
3. Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah bentuk perubahan
sosial yang tidak membawa dampak yang langsung dan berarti bagi masyarakat.
Kendati begitu, perubahan kecil biasanya terjadi secara berkesinambungan dan
cepat. Contoh bentuk bentuk perubahan sosial ini misalnya perubahan gaya rambut
terbatu, model pakaian, desain rumah, dan struktur kehidupan kecil lainnya.
4. Perubahan Besar
Perubahan besar
adalah bentuk perubahan sosial yang membawa dampak langsung dan berarti bagi
masyarakat karena menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti sistem kerja,
hubungan sosial, stratifikasi masyarakat, atau sistem kerja. Contoh perubahan
besar misalnya terjadi pada fenomena industrilisasi yang dialami setiap negara.
5. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki adalah bentuk
perubahan yang sudah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak
yang ingin mengadakan perubahan dalam suatu kelompok masyarakat. Pihak yang
ingin mengadakan perubahan ini sering disebut dengan istilah Agent of Change
atau agen perubahan.
Agen perubahan adalah seseorang atau
sekelompok orang yang didaulat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk
berdiri sebagai pemimpin dalam perubahan struktur sosial kemasyarakatan yang
diharapkan. Adapun untuk melakukan proses perubahan sosial, agen perubahan akan
melakukan sistem yang teratur dengan perencanaan sosial (sosial planning) yang
terstruktur.
6.
Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan yang tidak dikehendaki adalah
bentuk perubahan sosial yang terjadi diluar jangkauan pengawasan dan keinginan
masyarakat. Bentuk perubahan semacam ini biasanya dapat menimbulkan beragam
akibat sosial berupa konflik atau segregasi sosial. Contoh perubahan ini
misalnya terjadi pada kegiatan penggusuran yang diterapkan oleh pemerintah di
sebuah kawasan pemukiman kumuh.
7.
Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah bentuk
perubahan yang sangat mendasar dan menyebabkan terjadinya reorganisasi struktur
sosial masyarakat. Contoh perubahan struktural misalnya terjadi pada perubahan
sistem kekuasaan dari pemerintah kolonial ke pemerintahan nasional atau
perubahan yang terjadi pada sistem pemerintahan parlementer ke sistem pemerintahan
presidensil.
8.
Perubahan Proses
Perubahan proses
adalah bentuk perubahan yang sifatnya tidak mendasar karena hanya berupa
penyempurnaan dari perubahan yang sebelumnya telah terjadi. Contohnya bentuk
perubahan sosial ini adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945 yang dilakukan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebanyak 4 kali hingga saat ini.
E. Dampak Perubahaan Sosial
Ada 2 dampak yang dapat muncul akibat adanya perubahan sosial
budaya yang terjadi di masyarakat. Kedua dampak tersebut yaitu dampak positif
yang berupa manfaat serta dampak negatif yang menimbulkan kerugian.
1. Dampak Positif Perubahan Sosial
Dampak positif yang
muncul dari adanya perubahan sosial memberikan banyak manfaat dan keuntungan
bagi kemajuan pembangunan kehidupan masyarakat. Dampak perubahan sosial yang
bersifat positif meliputi perkembangan ilmu pengetahuan, penambahan lapangan
pekerjaan, terciptanya tenaga kerja profesional, terbentuknya nilai dan norma baru,
serta efektivitas dan efisiensi kerja yang meningkat.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perubahan sosial mendorong inovasi yang mendorong kemajuan di
berbagai bidang dan aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya perkembangan iptek akan mampu
mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru menuju perubahan sosial ke
arah modernisasi.
b. Tercipta lapangan kerja baru
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak
perubahan sosial akan mendorong terjadinya industrialisasi dan berkembangnya
perusahaan multinasional di suatu wilayah. Dengan adanya hal ini, maka
pengembangan industri kecil dan perusahaan-perusahaan baru akan membuka
lapangan kerja baru yang mampu menyerap tenaga kerja secara optimal.
c. Tercipta tenaga kerja professional
Industrialisasi akan menciptakan usaha-usaha baru yang saling
saling berkompetisi memenangkan persaingan. Kompetisi ini pada akhirnya akan
mendorong terciptanya tenaga kerja yang terampil, berkeahlian, memiliki
kecakapan, dan tingkat profesionalitas yang tinggi. Dengan demikian, tingkat
pendidikan pada suatu kelompok masyarakat akan dituntut agar menjadi lebih
baik.
d. Nilai dan norma baru terbentuk
Perubahan sosial akan membentuk nilai dan norma baru
menggantikan aturan norma dan nilai-nilai lama. Nilai dan norma baru inilah
yang mendorong terciptanya masyarakat madani yang sejahtera dan berkepribadian.
e. Efektivitas
dan efisiensi kerja meningkat
Dampak perubahan sosial juga akan dirasakan dalam tingkat
efektivitas dan efisiensi kerja. penggunaan mesin dan alat-alat produksi yang
bisa menghasilkan produk secara lebih cepat, banyak, dan tepat akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja tersebut.
2. Dampak Negatif Perubahan Sosial
Selain memberikan manfaat dan dampak positif, perubahan
sosial juga bisa menimbulkan beberapa dampak negatif yang merugikan bagi
kondisi sosial masyarakat. Dampak perubahan sosial tersebut meliputi terjadinya
disintegrasi sosial, pergolakan daerah, kenakalan remaja, kerusakan lingkungan
hidup, eksistensi adat istiadat yang terganggu, lembaga sosial yang tidak
berfungsi, serta munculnya paham keduniawian.
a. Terjadi disintegrasi social
Terjadi disintegrasi sosial tidak terlepas dari adanya
perubahan besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Perbedaan kepentingan,
tujuan, serta kesenjangan sosial yang tercipta akan mendorong munculnya
perpecahan dan konflik sosial dalam masyarakat.
b. Terjadi pergolakan daerah
Dampak negatif perubahan sosial juga dapat dirasakan oleh
masyarakat daerah. Pergolakan masyarakat daerah tidak bisa dilepaskan dari
adanya kesenjangan ekonomi, perubahan tatanan hidup, pengabaian nilai dan norma
lama, atau karena adanya perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.
c. Kenakalan remaja
kenakalan remaja akan muncul sebagai akibat dari adanya
pengaruh perubahan sosial. Tidak diakuinya nilai dan norma lama oleh sebagai
demografi usia masyarakat akan membuat adopsi budaya luar dengan mengabaikan
budaya sendiri menjadi tidak terelakan.
d. Terjadi kerusakan lingkungan
Industrialisasi dan persaingan yang tercipta daripadanya akan
mendorong manusia untuk melakukan ekspolrasi dalam pemanfaatan sumber daya alam
yang ada. Pada akhirnya, karena hal ini kerusakan lingkungan menjadi dampak
perubahan sosial yang pasti akan terjadi.
e. Eksistensi adat istiadat berkurang
e. Eksistensi adat istiadat berkurang
nilai dan norma baru yang terbentuk di masyarakat akan
mengurangi eksistensi nilai dan norma adat istiadat yang lebih dulu ada. Nilai
dan norma adat akan semakin ditinggalkan karena dianggap tidak lagi sesuai
dengan tuntutan zaman. Kebudayaan lama pun kemudian perlahan hilang karena hal
ini.
f. Lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal
Perubahan sosial mendorong terjadinya segregasi struktur
sosial kemasyarakatan. Hal ini kerap kali menimbulkan penyalahgunaan kedudukan
dan wewenang dari lembaga sosial yang ada.
g. Muncul paham duniawi
perubahan sosial akan mendorong munculnya paham-paham baru
yang bersifat keduniawian. Paham-paham seperti konsumerisme, sekularisme, dan
hedonisme akan tumbuh, terlebih bila masyarakat tidak memiliki tingkat
kesadaran tinggi untuk menjaga kearifan lokal daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-perubahan-sosial/
di akses pada hari kamis 29/03 2018
http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-perubahan-sosial-teori-bentuk-dampak.html
di akses pada hari kamis 29/03 2018
http://www.perpusku.com/2016/05/faktor-faktor-pendorong-dan-penghambat-perubahan-sosial.html
di
akses pada hari kamis 29/03 2018
http://www.ipsmudah.com/2017/03/bentuk-bentuk-perubahan-sosial.html
di
akses pada hari kamis 29/03 2018
http://www.ipsmudah.com/2017/03/dampak-perubahan-sosial-positif-negatif.html
di akses pada hari kamis 29/03 2018