Pages

Kamis, 08 November 2018

AKU CEMBURU PADAMU

penulis. RadzwanSandupa
milik blog.ampupadang.blogspot.com




Matahari tergelincir beberapa derajat, tersiar kabar berita tentang dirimu. Kuotamu telah habis kawan.
Photo by Irmansyah Aman

Kaget dan berbagai ekspresi bermunculan dari orang-orang yang selama ini selalu berinteraksi dengamu dan menikmati ekspresi tawamu yang khas, betul-betul orisinil dirimu kawan, ORI Broo… .Ketika bersua denganmu orang-orang selalu menikmati tawa khasmu, bukan senyum dan tawa yang terpaksa dan dipaksa demi “MOHON DUKUNGANNYA”.
Ah…. Mungkin duniamu memang berbeda dengan dunia mereka, engkau tetaplah memijak bumi ini tetapi mereka, uhhhhh….. mungkin hari ini mereka masih membumi tapi aku takut kelak mereka menetap di atas awan dan hanya menatap kita dari atas sana, nun jauh di atas sana kawan, bahkan dengan teropongpun kita tak mampu menjangkaunya kawan. Eh….kawan, mungkin ini hanyalah ketakutanku yang terlalu berlebihan dengan dunia mereka.
Beberapa hari berita tentang dirimu (lengkap dengan picture yang tetap ori dirimu) jadi trending topic mulai dari Facebook, WA, instagram sampai cerita emak-emak di saladan bahkan sampai cerita longgi di dekker, sayang berita tentangmu masih kalah pamor dengan JT-610. Jangankan berita tentangmu yang nota benenya trending topic lokal, aksi 211 kemarin yang diikuti ribuan peserta hampir tak ada gaungnya, media mainstream begitu larut dalam duka JT-610, betulkah itu kawanku? Atau jangan-jangan mereka memang tidak tertarik dengan aksi tersebut, atau jangan-jangan ini tentang 2019 yang sempat heboh dengan ininya #.
Ahhhhh…. Sudahlah kawan tinggalkanlah dunia mereka yang hiruk-pikuk itu.
Photo by Irmansyah Aman

Kawanku ….
Kini kawan, yang tersisa buat kami adalah jejak-jejakmu yang ada ditiap tempat yang engkau singgahi, buah tanganmu yang lambat namun pasti. Masih berdiri kokoh karya-karyamu itu, ketika melihatnya lagi orang-orang akan mengenangmu dan tentu teringat dengan cara berjalanmu yang juga pasti ORI Broooo……
Photo by Wall Masry-q

Kelak kawanku….
Kami akan rindu dengan tawamu itu, ketika kita menghitung uang celengan Jumat sampai ketika pembagian zakat Fitrah, cerita tentangmu tak lekang oleh masa.
Kawan…..
Aku cemburu padamu
Ketika kuotamu telah habis, engkau telah berdiri di atas jalan tol menuju sebuah tempat yang dirindukan oleh semua. Masa baktimu bukanlah sebuah ujian, karena kertas ujianmu memang tidak pernah tertimpa setitik nodapun. Engkau bagaikan anak yang belum baligh, orang yang terbuai dalam tidurnya, bahkan seperti orang yang tidak sadar karena gila atau pingsan. Tidak ada syariat yang harus engkau emban dan harus engkau pertanggungjawabkan kemudian.
Aku cemburu padamu
Ketika engkau masih disini selama beberapa tahun lamanya dalam hitungan kami, peranmu yang engkau mainkan jauh dari dambaan para artis, engkau bukanlah tokoh utama, bayaranmu kecil bahkan jadi pelengkap malah terkadang jadi penderita, tapi ternyata di tempatmu sekarang duniamu yang dulu hanya beberapa menit dari waktu yang telah berlalu, cukup singkat memang kawan. Peranmu yang jauh dari sempurna itu kini telah pupus tertimpa kenikmatan abadi.
Aku Cemburu padamu
Kedamaian nan abadi kini telah engkau nikmati dalam waktu yang cukup panjang hingga kelak engkau tumbuh dari tulang sulbimu bagai biji yang berkecambah hingga sempurna wujudmu.
Kawanku….
Kelak engkau hadir tidak dengan penampilanmu di tempat yang dulu, tetapi engkau menjadi pemuda gagah yang didampingi oleh bidadari-bidadari yang saban hari kecantikannya tidaklah berkurang tetapi selalu bertambah, tidak seperti di duniamu yang dulu.
Tapi kawan….
Ternyata kamipun bisa berada pada posisimu yang sekarang bahkan lebih tinggi dari tempatmu itu karena kami punya piranti yang tertanam dalam diri kami. Ketika mampu memegang kuat tali kekang akal dan syahwat kami dan mengarahkan kereta kencana ini di jalur yang di ridhai-Nya. Itulah sebenar-benarnya jalan.
Kawanku…
Tidak ada jaminan kami akan senantiasa istiqamah di jalur ini, hanyalah doa, ihtiar dan tawakkal, semoga Sang Pembolak-balik hati menetapkan hati kami dijalur ini hingga Sang pemutus kelezatan menjumpai kami kelak.
Hari itu kawan….
Dunia kita telah sama, hingga kita diperhadapkan di hadapan-Nya dan menuai apa telah kita tanam di dunia kita yang dahulu, tapi engkau telah berdiri di atas jalan tol dan mulai berjalan dengan tenang, sementara kami dengan wajah penuh ketakutan  dan tertatih memikul beban yang akan kami perhadapkan pada-Nya.
Kawan….
            Aku Cemburu padamu.....



di kutip di artikel http://ampupadang.blogspot.com/2018/11/aku-cemburu-padamu.html


inilah izin sher untuk masukan ke blog saya


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

IG. mardin_duri